Senin, 15 April 2019


PERCOBAAN 8

I.              Judul             : Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom
II.           Hari, tanggal : Kamis, 18 April 2019
III.        Tujuan      : 1. Dapat memahami teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom
                             2. Dapat terampil membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
                   3. Dapat memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi
                      lapis tipis dan memurnikannya dengan kolom
                   4. Dapat memisahkan pimen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.

IV.        Landasan Teori

Suatu metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel diantara dua fasa adalah metode pemisahan kromatografi. Kromatografi berasal dari bahasa latin “Chroma” yang berarti warna dan “grafhien” adalah menulis. Seorang ahli botanica dari Rusia lah yang menemukan istlah kromatografi ini pada tahun 1930, nama seorang ahli ini adalah ”Michael Tswest”. Pada percobaannya ia berhasil memisahkan klorofil dan pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan menggunakan petroleum eter sebagai pelarutnya. Hasil dari percobaan ini ialah berupa pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom. Berdasarkan pita berwarna inilah istilah kromatografi itu muncul ( Alimin, 2007).
Didalam kromatografi ini terdapat komponen yang terditribusi dalam dua fase. Fase yang dimaksud adalah fase diam dan fase gerak. Fase diam (stationary fhase) dan fase gerak (mobil fhase). Fase diam ini dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan, sedangkan fase gerak dapat berupa cairan atau gas yang biasa disebut eluen atau pelarut. Kromatografi dapat dibedakan atas dasar kombinasi antar fasa diam dan fase bergerak, seperti kombinasi cair gas; cair cair; padat gas. Teknik kromatorafi ini sendiri telah banyak jenisnya yang dikenal antara lain adalah kromatografi lapir tipis (TLC), kromatografi kertas, kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi ekselusif dan lainnya. Kromatografi ini selin bertujuan untuk proses pemisahan juga dapat digunakan untuk mgidentifikasi suatu zat (Syukri, 1999). 
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan yang didasarkan atas distribusi difernsial komponen sampel diantara dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Sebelum jauh membahas mengenai kromatografi ada beberapa istilah yang menyangkut kromatografi antara lain fasa gerak, fasa diam, eluen, elute, elusi dan analit. Fasa gerak ini adalah zat yang digunakan sebagai pelarut untuk memisahkan komponen dalam campuran fase gerak ini mengalir didalam kolom. Fase diam adalah media atau zat padat yang dilalui oleh fasa gerak (pelarut) berupa silica gel, selulosa atau yang lainnya sesuai dengan jenis kromatografinya. Selanjutnya ada eluen, eluen adalah campuran pelarut yang dialirkan kedalam alat kromatografi baik kolom ataupun kertas tergantung jenis kromatografinya, eluen ini adalah bagian pembawa fasa gerak. Eluat adalah zat yang keluar dari kolom baik analit maupun solute. Selanjutnya ada elusi, elusi adalah proses pemisahan komponen dalam kolom. Dan yang terakhir ada analit, analit adalah komponen atau zat yang keluar dari hasil kromatografi hasil dari pemisahan. Kromatografi ini sendiri memiliki beberapa jenis diantaranya kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas, semua jenis kromatografi ini menggunakan prinsip dasar yang sama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/ ).
Jika senyawa yang akan dipisahkan masih dalam bentuk ekstrak dapat menggunakan kromatografi kolom. Kromatografi kolom ini merupakan teknik yang penting untuk pemisahan skala preparative, dapat dari beberapa milligram saja hingga sampai puluhan gram.  Pemisahan dilakukan menggunakan kolom kaca dan bahan penjerap. Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan di timbunan penjerap dan eluennya dialirkan terus. Zat yang trpisah akan membentuk pita yang perlahan akan menuruni kolom dan akhirnya ditampung dalam sejumlah tabung. Fraksi yang mengandung zat yang sama dapat digabungkan, lalu pelaruutnya dihilangkan, dan didpatlah zat dalam keadaan murni. Menggunakan metode ini lebih murah dan tidak begitu memakan waktu yang lama. Hasil dari pemisahan dengan metode ini adalah bisa berupa senyawa yang telah murni. Terkadang hanya menggunakan metode kolom ini sudah dicapai target pemisahan yang diharapkan. Tetapi dengan jenis kromatografi kolom ini campuran yang akan dipisahkan tidak diperkenankan dalam jumlah yang sedikit karena campuran tersebut diperkirakan dapat tertinggal pada fase diam. Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula ( Tim Kimia Organik, 2019).
 Kromatografi lapis tipis ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schaiber. Adsorben dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang ase diam. Fase bergerak akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatografi KLT ini digunakan untuk mencari fasa gerak yang terbaik yang akan digunakan dalam kromatografi kolom. Fase gerak yang dapat digunakan adalah n heksana, kloroform, etil asetat dan n butanol. Pada cara melakukannya kromatografi lapis tipis hampir sama dengan kromatografi kertas. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahannya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium atau plastic sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adssorben ini bertindak sebagai fase diam ( Handa, 2009). 

V.                Alat dan Bahan
5.1  alat
1.      plat TLC
2.      gelas piala 1L  
3.      pipa kapiler
4.      bejana pengembang
5.      alat kromatografi kolom
6.      gelas woll
5.2  bahan
1.      etanol
2.      methanol
3.      kloroform
4.      etil asetat
5.      n heksan
6.      aseton
7.      akuades

VI.             Prosedur Kerja

A. Kromatografi Lapis Tipis

- Siapkan Plat TLC
- Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L  dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
- Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
- Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan ) diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
-Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup)
- Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
- Biarkan proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
- Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
- Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.

B. Kromatografi Kolom

- Siapkan 10 ekstrak daun
- Siapkan kolom kromatografi
- Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
- Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
- Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
- Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
- Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
- Tetesan yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan dipisahkan berdasarkan warnanya.


Link video :

pertanyaan :
1.      Bagaimana cara menjenuhkan eluen ?
2.      Apa guna hasil dari kromatografi ini dimasukkan kedalam sinar UV ?
3.      Apa guna penambahan kapas pada dasar kolom pada kromatografi kolom?

4 komentar:

  1. Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan menjawab pertanyaan nomor 1. Ada dua cara untuk menjenuhkan eluen yang pertama dengan cara digoyangkan dan yang kedua dengan cara menggunakan kertas saring dimana kertas saring itu dimasukkan ke dalam eluen hingga kertas saring tersebut basah sampai batas tempat eluen.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  3. Niken Ayu Hestiantari (033) saya akan menjawab nomor 3. Penambahan kapass pada dasar kolom kromatografi bertujuan untuk mencegah supaya tidak adanya zat pada yang dapat ikut masuk kedalam keran kromatografi bersamaan dengan hasil kromatografi ini

    BalasHapus
  4. Saya Mita Istiana (083) akan membantu menjawab pertanyaan no 2.untuk memudahkan melihat noda yang bergerak tersebut dengan begitu akan lebih mudah untuk menggambar nodanya, penggambaran noda ini bertujuam untuk menghitung nilai RF.

    BalasHapus

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I  PERCOBAAN IX (Pengubahan Asam maleat menjadi Asam Fumarat ) DISUSUN OLEH: ARNIA HAIZ...