PERCOBAAN 8
I.
Judul : Kromatografi Lapis Tipis dan
Kolom
II.
Hari,
tanggal : Kamis, 18 April 2019
III.
Tujuan : 1. Dapat memahami teknik dasar
kromatografi lapis tipis dan kolom
2. Dapat terampil
membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
3. Dapat memisahkan
suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi
lapis tipis dan memurnikannya
dengan kolom
4. Dapat memisahkan
pimen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom.
IV.
Landasan
Teori
Suatu
metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel
diantara dua fasa adalah metode pemisahan kromatografi. Kromatografi berasal
dari bahasa latin “Chroma” yang berarti warna dan “grafhien” adalah menulis.
Seorang ahli botanica dari Rusia lah yang menemukan istlah kromatografi ini
pada tahun 1930, nama seorang ahli ini adalah ”Michael Tswest”. Pada
percobaannya ia berhasil memisahkan klorofil dan pigmen warna lain dalam
ekstrak tumbuhan dengan menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke
dalam kolom kaca dan menggunakan petroleum eter sebagai pelarutnya. Hasil dari
percobaan ini ialah berupa pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom.
Berdasarkan pita berwarna inilah istilah kromatografi itu muncul ( Alimin,
2007).
Didalam
kromatografi ini terdapat komponen yang terditribusi dalam dua fase. Fase yang
dimaksud adalah fase diam dan fase gerak. Fase diam (stationary fhase) dan fase
gerak (mobil fhase). Fase diam ini dapat berupa padatan atau cairan yang
terikat pada permukaan padatan, sedangkan fase gerak dapat berupa cairan atau
gas yang biasa disebut eluen atau pelarut. Kromatografi dapat dibedakan atas
dasar kombinasi antar fasa diam dan fase bergerak, seperti kombinasi cair gas;
cair cair; padat gas. Teknik kromatorafi ini sendiri telah banyak jenisnya yang
dikenal antara lain adalah kromatografi lapir tipis (TLC), kromatografi kertas,
kromatografi gas, kromatografi kolom, kromatografi ekselusif dan lainnya.
Kromatografi ini selin bertujuan untuk proses pemisahan juga dapat digunakan
untuk mgidentifikasi suatu zat (Syukri, 1999).
Kromatografi
adalah suatu teknik pemisahan yang didasarkan atas distribusi difernsial
komponen sampel diantara dua fasa, yaitu fasa gerak dan fasa diam. Sebelum jauh
membahas mengenai kromatografi ada beberapa istilah yang menyangkut kromatografi
antara lain fasa gerak, fasa diam, eluen, elute, elusi dan analit. Fasa gerak
ini adalah zat yang digunakan sebagai pelarut untuk memisahkan komponen dalam campuran
fase gerak ini mengalir didalam kolom. Fase diam adalah media atau zat padat yang
dilalui oleh fasa gerak (pelarut) berupa silica gel, selulosa atau yang lainnya
sesuai dengan jenis kromatografinya. Selanjutnya ada eluen, eluen adalah campuran
pelarut yang dialirkan kedalam alat kromatografi baik kolom ataupun kertas
tergantung jenis kromatografinya, eluen ini adalah bagian pembawa fasa gerak.
Eluat adalah zat yang keluar dari kolom baik analit maupun solute. Selanjutnya
ada elusi, elusi adalah proses pemisahan komponen dalam kolom. Dan yang
terakhir ada analit, analit adalah komponen atau zat yang keluar dari hasil
kromatografi hasil dari pemisahan. Kromatografi ini sendiri memiliki beberapa
jenis diantaranya kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi
gas, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas, semua jenis kromatografi
ini menggunakan prinsip dasar yang sama (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/
).
Jika
senyawa yang akan dipisahkan masih dalam bentuk ekstrak dapat menggunakan
kromatografi kolom. Kromatografi kolom ini merupakan teknik yang penting untuk
pemisahan skala preparative, dapat dari beberapa milligram saja hingga sampai
puluhan gram. Pemisahan dilakukan
menggunakan kolom kaca dan bahan penjerap. Campuran yang akan dipisahkan
dimasukkan di timbunan penjerap dan eluennya dialirkan terus. Zat yang trpisah
akan membentuk pita yang perlahan akan menuruni kolom dan akhirnya ditampung dalam
sejumlah tabung. Fraksi yang mengandung zat yang sama dapat digabungkan, lalu
pelaruutnya dihilangkan, dan didpatlah zat dalam keadaan murni. Menggunakan metode
ini lebih murah dan tidak begitu memakan waktu yang lama. Hasil dari pemisahan
dengan metode ini adalah bisa berupa senyawa yang telah murni. Terkadang hanya
menggunakan metode kolom ini sudah dicapai target pemisahan yang diharapkan.
Tetapi dengan jenis kromatografi kolom ini campuran yang akan dipisahkan tidak
diperkenankan dalam jumlah yang sedikit karena campuran tersebut diperkirakan
dapat tertinggal pada fase diam. Fase gerak mengalir melalui fase diam dan
membawa komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula ( Tim
Kimia Organik, 2019).
Kromatografi lapis tipis ini pertama kali
dikembangkan pada tahun 1938 oleh Ismailoff dan Schaiber. Adsorben dilapiskan
pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang ase diam. Fase bergerak akan
merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatografi KLT ini digunakan
untuk mencari fasa gerak yang terbaik yang akan digunakan dalam kromatografi
kolom. Fase gerak yang dapat digunakan adalah n heksana, kloroform, etil asetat
dan n butanol. Pada cara melakukannya kromatografi lapis tipis hampir sama
dengan kromatografi kertas. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahannya,
yakni digunakan lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca,
aluminium atau plastic sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adssorben ini
bertindak sebagai fase diam ( Handa, 2009).
V.
Alat
dan Bahan
5.1 alat
1.
plat
TLC
2.
gelas piala 1L
3.
pipa
kapiler
4.
bejana
pengembang
5.
alat
kromatografi
kolom
6.
gelas woll
5.2 bahan
1.
etanol
2.
methanol
3.
kloroform
4.
etil asetat
5.
n heksan
6.
aseton
7.
akuades
VI.
Prosedur Kerja
A. Kromatografi
Lapis Tipis
- Siapkan Plat TLC
- Dibuat larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol : Kloroform
: Etil- Asetat : n-heksan : Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
- Dibuat 10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman
dengan 5 ml metanol
- Masing- masing diambil larutan sampel yang sudah
di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan )
diatas
pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
-Keringkan noda sampel dan standard dengan dryer
(ditiup)
- Masukkan pelat ke dalam bejana pengembang
- Biarkan proses ini berlangsung sampai garis
dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat
- Angkat pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu
UV atau dibuat larutan dengann serium sulfat
- Hitung dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
B.
Kromatografi Kolom
-
Siapkan 10 ekstrak daun
-
Sumbat bagian bawah kolom dengan glass wool
-
Dimasukkan silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal
-
Larutan tersebur kemudian dimasukkan kedalam kromatografi kolom
-
Dimasukkan sampel yang akan di kromatografi
-
Pelarut harus terus- menerus diteteskan kedalam kolom
-
Tetesan
yang keluar dari kolom ditampung dengan beberapa tabung reaksi bersih dan
dipisahkan berdasarkan warnanya.
Link video
:
pertanyaan :
1.
Bagaimana
cara menjenuhkan eluen ?
2.
Apa
guna hasil dari kromatografi ini dimasukkan kedalam sinar UV ?
3.
Apa
guna penambahan kapas pada dasar kolom pada kromatografi kolom?
Saya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan menjawab pertanyaan nomor 1. Ada dua cara untuk menjenuhkan eluen yang pertama dengan cara digoyangkan dan yang kedua dengan cara menggunakan kertas saring dimana kertas saring itu dimasukkan ke dalam eluen hingga kertas saring tersebut basah sampai batas tempat eluen.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusNiken Ayu Hestiantari (033) saya akan menjawab nomor 3. Penambahan kapass pada dasar kolom kromatografi bertujuan untuk mencegah supaya tidak adanya zat pada yang dapat ikut masuk kedalam keran kromatografi bersamaan dengan hasil kromatografi ini
BalasHapusSaya Mita Istiana (083) akan membantu menjawab pertanyaan no 2.untuk memudahkan melihat noda yang bergerak tersebut dengan begitu akan lebih mudah untuk menggambar nodanya, penggambaran noda ini bertujuam untuk menghitung nilai RF.
BalasHapus