PERCOBAAN – 5
I.
Judul : Reaksi-Reaksi Aldehida dan
Keton
II.
Hari,
Tanggal : Sabtu, 23 maret 2019
III. Tujuan :
1. Dapat memahami azas-azas reaksi senyawa karbonil
2.
Dapat memahami perbedaan reaksi antara aldehid dan keton
3.
Dapat menjelaskan jenis-jenis pengujian kimia sederhana yang dapat membedakan aldehid dan keton
IV. Landasan Teori
Sebuah senyawa karbonil yang selalu berikatan
dengan paling sedikit satu atau dua atom hydrogen sering disebut dengan
aldehid. Aldehid ini sendiri berasal dari alcohol primer yang dioksidasi. Aldehhid
memiliki karakteristik berwujud cair pada suhu kamar (27oC) dan berbau sedikit
enak diterima hidung. Termasuk kedalam senyawa polar sehingga memiliki titik
didih tinggi dan tidak memiliki warna. Aldehid juga bisa mengalami reaksi adisi
dan juga mengalami reaksi oksidasi, apabila aldehid dioksidasi maka akan membentuk
asam karboksilat. Dengan struktur molekulnya adalah R-CHO, R sebagai alkil dan
–CHO
![20190317_153348.jpg](file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
sebagai gugus fungsi dari aldehid itu sendiri (Acton,
2013).
Sedikit
berbeda dengan aldehid, sebuah senyawa organik yang satu ini mempunyai sebuah
gugus karbonil yang terikat pada dua gugs alkil, senyawan ini adalah keton.
Keton ini adalah senyawa polar, hal ini dikarenakan gugus karbonilnya polar dan
juga keton ini sangat mudah menguap dibandingkan dengan alcohol maupun asam
karboksilat. Keton juga memiliki titik didih yang reaktif lebih tinggi, selain
itu keton ini juga bisa larut dalam air karena sama-sama senyawa polar. Keton
dapat mengalami reduksi oleh gugus H2 pada senyawa non polar yang
akan menghasilkan alcohol sekunder. Struktur molekul dari keton ini adalah
R-CO-R’. Dengan R adalah alkil dan –CO adalah gugus fungsi keton (karbonil)
(Pauling, 2012).
Sebenarnya
antara aldehid dan keton memiliki gugus karbonil yang sama, tak heran jika
kedua senyawa ini banyak memiliki sifat dan karakteristik umum yang sama. Hanya
saja atom karbon karbonil dari aldehid ini tidak terlindungi dibandingkan
dnegan keton sehingga aldehid dapat lebih cepat
bereaksi dibandingkna dengan keton. Reaksi oksidasi sering dijalani oleh
aldehid tetapi tidak pada keton karena
pada reaksi oksidasi terjadi pemutusan ikatan karbon-karbon
![20190317_160702.jpg](file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Selain reaksi oksidasi, ada juga reaksi adisi. Pada
reaksi adisi ini kadang-kadang berguna untuk memisahkan senyawa karbonil dan campurannya
karena hasil dari adisi ini akan menghasilkan senyawa yang berwujud hablur
warna putih. Reaksi adisi ini menggunakan pereaksi nukleofil. Aldehid dan keton
yang tak memiliki gugus besar akan bereaksi dengan NaHSO3.
![20190317_162718.jpg](file:///C:/Users/asus/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
(Tim Kimia Organik, 2019).
Aldehid memiliki beberapa
perbedaan dengan keton baik dari segi sifat dan strukturnya. Aldehid sangat mudah
sekali beroksidasi, aldehid lebih reaktif dibandingkan keton dan juga aldehid
jika dioksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon
yang sama banyak. Sedangkan keton sangat tidak mudah untuk dioksidasi, keton
juga tidak begitu reaktif karena atom karbonil dari keton itu terlindungi, hal
ini jugalah yang menyebabkan keton juga sulit untuk di oksidasi. Keton sulit
unutk dioksidasi juga dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan
ikatanyang menghasilkan 2 ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon
dari keton mula-mula (akibat pemutusan ikatan karbon) (Achmad, 2010).
untuk memahami reaksi-reaksi pada senyawa karbonil memerlukan prinsip dasar agar mudah di pahami. seperti halnya pada senyawa karbonil aldehid dan keton memiliki prinsip dasar yaitu aldehid dan keton merupakan molekul polar karna memiliki ikatan karbonil yang memungkinkan adanya dipol antara ikatan karbon dan oksigen. ikatan dipol ini dapat menyebabkan titik didih dari senyawa tersebut menjadi tinggi dari pada alkena. Senyawa aldehid dan keton dapat bereaksi dengan baik dalam air, sehingga keton sering disebut pelarut polar. Contoh senyawa keton yang sering di gunakan sebagai pelarut adalah aseton ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ )
untuk memahami reaksi-reaksi pada senyawa karbonil memerlukan prinsip dasar agar mudah di pahami. seperti halnya pada senyawa karbonil aldehid dan keton memiliki prinsip dasar yaitu aldehid dan keton merupakan molekul polar karna memiliki ikatan karbonil yang memungkinkan adanya dipol antara ikatan karbon dan oksigen. ikatan dipol ini dapat menyebabkan titik didih dari senyawa tersebut menjadi tinggi dari pada alkena. Senyawa aldehid dan keton dapat bereaksi dengan baik dalam air, sehingga keton sering disebut pelarut polar. Contoh senyawa keton yang sering di gunakan sebagai pelarut adalah aseton ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/20/reaksi-reaksi-aldehid-dan-keton198/ )
V. Alat
& Bahan
5.1
Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Pengaduk
4. Tabung uji
5. Penangan
6. Erlenmeyer
7. Cotong hirsch
8. Tabung reaksi besar
9. Penutup tabung
10. Peralatan unutk merefluck
11. Corong buchner
12. Gelas piala
5.2
Bahan
1. Pereaksi Tollens
2. Perak nitrat 5%
3. NaOh 5%
4. Amonium hidroksid 2%
5. Benzaldehid
6. Aseton
7. Sikloheksanon
8. Formalin
9. Pereaksi benedict
10. Natrium sitrat
11. Natrium karbonat
12. Aquadest
13. CuSO4.5H2O
14. Pereaksi fehling
15. Natrium kalium tetrat
16. NaOH 10%
17. Formaldehid
18. n-heptanaldehid
19. NaHSO3 jenuh
20. Air es
21. Etanol
22. HCl pekat
23. Fenilhidrazin
24. Metanol
26. 2,-dinitrofenilhidrazin
27. Hidroksilamin HCl
28. Natrium asetat trihidrat
30. Iodium iodida
31. Kalium iodida
32. Asetaldehid
33. NaOH 1%
VI.
Prosedur Kerja
6.1
Uji Cermin Kaca, Tollens
1.
Disiapakan empat tabung reaksi yang
sudah diisi pereaksi tollens.
Cara membuat : tabung reaksi yang bersih sekali, dimasukkan 2 ml perak nitrat
5% dan ditambahkan dengan 2 tetes larutan NaOH 5% dan ditambah tetes demi tetes
dengan larutan amonium hidroksida 2% sambil terus diaduk. amonium hidroksida
ditabah secukupnya karenapengujian akan gagal jika terlalu banyak
amonium.
2.
Diuji benzaldehid, aseton,
sikloheksanon, dan fomalin dengan memasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pereaksi
tollens sebanyak 2 ml.
3.
Diaduk campuran dan didiamkan selama 10
menit.
4.
Dipenaskan tabung dalam penangas air
selama lima menit jika reaksi tidak terjadi.
6.2 Uji Fehling
dan Benedict
1.
Dimasukkan 5 ml kedalam masing-masing
empat tabung reaksi pereaksi benedict.
Cara
membuatnya : larutan 173 gram natrium sitrat dan 100 gram natrium karbonan
dalam 750 aquadest, diaduk dan disaring ke dalam filtrat dan ditambah dengan
larutan 17,3 gram CuSO4.5H20 dalam 100 ml air dan diencerkan hingga volumenya 1
liter.
2.
Digunakan 5 ml pereaksi fehling yang
masih fresh.
Cara
membuat : larutan A = 69 Gram CuSO4.5H2O dalam 1 liter air suling. Larutan B=
346 gram natrium kalium tartrat atau garam Rochelle didalam larutan NaOH
10%, dimana pereaksi fehling A dan B sama banyak baru di campur.
3.
Diuji formaldehid, n-heptanaldehid,
aseton, dan sikloheksanon dengan memasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi yang berisi pereaksi fehling dan pereaksi Benedict.
4.
Ditempatkan tabung yang berisi tadi di
air mendidih selama 10-15 menit.
6.3
Adisi Bisulfit
1.
Dimasukkan 5 ml larutan NaHSO3 ke dalam
erlenmeyer 50 ml.
2.
Dilarutkan larutan dalam air es.
3.
Ditambahkan 2,5 ml aseton tetes demi
tetes sambil diaduk.
4.
Ditambahkan 10 mletanol setelah 5 menit.
unutk memulai kristalisasi.
5.
Disaring kristal dengan corong Hirsch.
6. Apa yang
akan terjadi bila kristal dalam tabung reaksi ditambahakan beberapa tetes HCl
pekat.
6.4 Pengujian
dengan Fenilhidrrazin
1.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi besar
5 ml fenilhidrazin
2.
Ditambahakan dengan 10 tetes bahan yang
akan di uji yaitu : benzaldehida dan sikloheksanon.
3.
Ditutup tabung reaksi dan digoncang
dengan kuat selama 1-2 menit hingga mengkristal.
4.
Disaring kristal dengan corong Hirsch
dan dicuci dengan sedikit air dingin.
5.
Direkristalisasi dengan sedikit metanol
dan etanol.
6. Dikeringkan
dan tentukan titik lelehnya.
7.
Digunakan dengan cara yang sama untuk
2,4-dinitrofenilhidrazin, buatlah turunan benzaldehid dan sikloheksanon. tentukan titik
lelehnya.
6.5 Pembuatan
Oksim
1.
Dimasukkan 1 gram hidrojsilamin HCl dan
1,5 gram natrium asetat trihidrat dalam erlenmeyer 50ml
dan dilarutkan dalam 4 ml air .
2.
Dipanaskan larutan sampai 35 drajat
celcius.
3.
Ditambahakan dengan sikloheksanon tutup
dan gocang selama 1-2 menit.
4.
Dilihat pada waktu mana zat padat
sikloheksanon-oksim akan terbentuk
5.
Didinginkan dalam lemari es.
6.
Disaring kristal dengan corong Hirsch
7.
Dicuci dengan 2 ml air es
8.
Dikeringkan dan tentukan titik lelehnya.
6.6 Reaksi
Haloform
1.
Dimasukkan 5 teets aseton dalam
erlenmeyer yang telah berisi 3 mllarutan NaOH 5%.
2. Ditambahkan
sekita 10 ml larutan iodium iodida.
Cara
membuat : dilarutkan 25 gram iodium dan50 gr larutan kalium iodida dalam 200 ml air.
3.
Digoncang sampai warna coklat tidak
hilang lagi.
4.
Diamati odoform yang berwarna kuning
akan mengendap dan bau khas yang timbul.
5. Dilakukan
pengujian terhadap isopropanol, 2-pentanon, dan 3-pentanon.
6.7 Kondensasi
Aldol
1.
Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid ke
larutan NaOH 1% .
2.
Digoncang dan catat baunya (sisa
asetaldehid).
3.
Dipanaskan campuran selama 3 menit.
4.
Dicatat, hati-hati bau tengikdari
krotonaldehid.
5.
Disusun peralatan untuk merefluks.
6.
Dimasukkan 50 ml etanol, 1 ml aseton, 2
ml benzaldehidm dan 5 ml larutan NaOH 5%.
7.
Direfluks campuran selama 5 menit.
8.
Didinginkan labu dan kumpulkan kristal
dengan corong Buchner.
9.
Direkristalisai dengan etanol dan
tentukan titik lelehnya.
1. Berdasarkan video percobaan di atas apa yang menyebabkan
methanol dapat dikatakan sebagai senyawa aldehid ?
2. Apa guna pemanasan pada uji fehling ?
3. Apa yang terjadi pada aseton setelah di lakukan uji
fehling sesuai prosedur ?
Niken ayu hestiantari (033) saya akan menjawab nomor 1. Metanol dikatakan aldehid karena ketika metanol ditambahkan dengan fehling A dan B kemudian dipanaskan metanol akan berubah warna menjadi sedikit biru dan terdapat endapan berwarna biru muda
BalasHapusSaya seprida anjelina (A1C117051) ingin mencoba menjawab pertnayaan nomor 3. Aseton setelah dilakukan uji fehling tidak mengalami reaksi apapun sehingga dapat disimpulkan bahwa aseton adalah senyawa keton. karena keton tidak akan mengalami reaksi apapun jika dilakukan uji fehling
BalasHapusSaya Friska Utami (A1C117021) akan menjawab pertanyaan no.2. Menurut saya guna pemanasan pada uji fehling adalah untuk mempercepat ikatan gugus aldehid tadi terbongkar sehingga dapat bereaksi dan membentuk asam karboksilat
BalasHapus