Kamis, 07 Maret 2019


LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I
 PERCOBAAN I
(ANALISA KUALITATIF UNSUR-UNSUR ZAT ORGANIK 
DAN PENENTUAN KELAS KELARUTAN )




DISUSUN OLEH:
ARNIA HAIZA ANNISA
(A1C117049)



DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019




VII. Data Pengamatan
7.1 Analisis Unsur
7.1.1 Karbon dan Hidrogen

7.1.1 Karbon dan Hidrogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dimasukkan 1-2 gram CuO kering dan dipanaskan
Tidak terjadi perubahan apa-apa
2.
Ditambahkan gula (1/10 jumlahCuO)
Ketika ditambahkan gula, gula tersebut tidak tampak lagi
3.
Dialirkan pipa kedalam tabung yang berisi 10 mL Ca(OH)dipanaskan
Terdapat uap dan gelembung-gelembung yang timbul

7.1.2 Halogen
a. Tes Beilstein
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan kawat tembaga, dinginkan lalu ditetesi kawat dengan 2 tetes CCldan dipijarkan
Pada saat tembaga dipanaskan warnanya kemerahan dan ketika ditambahkan benzene timbul bau gas dan warna Cu berubah menjadi putih.

 b. Tes CaO
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Dipanaskan CaO sampai suhu tinggi ditambahkan 2 tetes CCl4
Terciumbau gas yang menyengat dan di pinggir dalam tabung terdapat uap air.
2.
Didihkan lagi setelah dingin dengan 5-10 mL air suling dituang kedalam gelas kimia dan larutan dalam HNOencer
Warna menjadi jenuh dan terdapat gelembung

7.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium
a. Belerang
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dididihkan dan diperiksa gas yang dihasilkan dengan kertas saring basah yang sudah ditetesi Pb-asetat 10%
Warna yang dihasilkan bening, saat dipanaskan seperti mendidih, larutan naik menuju ke permukaan tabung kearah kertas saring basah.
2.
Pada larutan L lainnya ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida
Setelah ditambahkan 1-2 tetes Na-nitroposida larutan berwarna bening.

b. Nitrogen
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Ditambahkan 5 tetes FeSO4  dalam larutan L 3 Ml
Terdapat gumpalan kecoklatan
2.
Ditambahkan FeCl3 1 tetes
Terlihat seperti ada minyak dalam larutan
3.
Ditambahkan 5 tetes larutan KF 10%
Gumpalan coklat berpindah kebawah permukaan larutan
4.
Dididihkan larutan tersebut
Larutan menjadi seperti warna putih susu
5.
Diasamkan dengan asam sulfat encer (20-30%)
Terdapat endapan biru berlin

c. Halogen
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
1.
Diasamkan 3 mL larutan L dengan HNO3 encer, dan ditambahkan 5 mL larutan AgNO3 encer (5-10%)
Timbul letupan-letupan, dan ketika ditambahkan AgNO3 warna menjadi kecoklatan. Dan ketika dididihkan terdapat banyak endapan halus.

7.2 Penentuan Kelas Kelarutan
7.2.1 Kelarutan dalam Air
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan Jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan keruh, tepung tidak larut dalam air (-)
3.
Minyak
Jernih, namun ada batasan antara minyak dan air
4.
Putih telur
Keruh dan terdapat busa

7.2.2 Kelarutan dalam Eter
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan gula larut dalam air (+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan tepung sedikit larut
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut dalam eter
4.
Putih telur
Larutan jernih namun ada batas antara keduanya

7.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam air
2.
Tepung
Larutan keruh
3.
Minyak
Larutan keruh dan ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3 5%
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, dan menimbulkan gas CO2 (+)
2.
Tepung
Larutan keruh dan terdapat gelembung gas
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan minyak telah larut (+)
4.
Putih telur
Larutan jernih dan terdapat busa

7.2.5 Kelarutan dalam HCL
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa gula larut dalam HCL (+)
2.
Tepung
Mula-mula larutan keruh, kemudian di saring dan dinetralkan dengan NaOH larutan menjadi jernih (+)
3.
Minyak
Larutan jernih, namun ada batas antara keduanya
4.
Putih telur
Larutan keruh, dan terdapat endapan

7.2.6 Kelarutan dalam H2SOPekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan berwarna kuning jernih, gula menjadi gumpalan warna merah kehitam-hitaman.
2.
Tepung
Tidak ada suhu panas yang terjadi dan tidak muncul gelembung CO2
3.
Minyak
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa minyak larut (+)
4.
Putih telur
Larutan keruh serta terdapat gumpalan di atas

7.2.7 Kelarutan dalam H3POPekat
No.
Bahan
Hasil Pengamatan
1.
Gula
Larutan jernih, Hal ini menandakan bahwa gula larut (+)
2.
Tepung
Jernih, namun tepung mengendap.
3.
Minyak
Larutankeruh, dan ada batasan antara minyak dengan H3PO4
4.
Putih telur
Larutan jernih, hal ini menandakan bahwa putih telur larut dalam H3PO4



VIII. Pembahasan

8.1 Analisa Unsur

 8.1.1 Karbon dan Hidrogen

     Pada percobaan ini kami akan menganalisis secara kualitatif senyawa organic. Analisa secara kualitatif ini bertujuan untuk pengidentifikasian unsur guna mengetahui penyusun suatu senyawa organic. Selain itu uji analisa kuaitatif ini juga bisa digunakan untuk mencari tahu kesesuaian senyawa yang dianalisis dengan pelarut yang sesuai. Apabila pelarut tersebut sesuai maka kelarutannya akan besar atau cepat karena senyawa dengan pelarut tersebut memiliki struktur yang sama. Perbedaan tingkat kelarutan suatu senyawa  organik dalam suatu pelarut juga memrediksi kecendrungan senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/22/analisis-kualitatif-senyawa-organik/).
  Pada percobaan ini akan menganalisis unsur karbon dan hydrogen. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah serbuk CuO kering dan gula. Ketika semua alat sudah dirangkai barulah dimulai percobaannya, pertama serbuk CuO kering ditempatkan kedalam cawan porselin dan dikeringkan diatas pemanas bunsen. Ketika melakukan pemanasan tidak terjadi perubahan apapun terhadap serbuk CuO. Selanjutnya saat serbuk CuO masih hangat campurkan serbuk tersbeut dnegan gula dengan perbandingan (1\10 jumlah CuO) ketika di tambahka gula pada serbuk ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya gas asap, nah asap inilah yang kemudian di alirin ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan Ca(OH)2. Selanjutnya dipanaskan campuran ini dan yang terjadi adalah timbulnya gelembung kecil-kecil di tabung reaksi pada saat pemanasan. Hal ini menandakan bahwa terdapat karbon dan hydrogen didalam CuO dan gula.

 8.1.2 Halogen

     - Tes Beilstein

                 Pada tes ini dipanaskan kawat tembaga sampai kemerahan dan tak memberikan nyalalain. Dinginkan, lalu tetesi dengan dua tetes CCl4 mengunakan  pipet tetes sebanyak 2 tetes ketika proses penetesan ini terjadi reaksi yang ditandai dengan timbulnya uap. Selanjutnya pijarkan kembali dan ketika dipijarkan tidak timbul uap lagi dan warna nyala menjadi putih.

     -Tes CaO

                  Pada tes ini ketika memanaskan sejumlah CaO bebas halogen dalam tabung reaksi besar sampai suhu tinggi, CaO nya akan menggumpal. Kemudian ketika masih panas tambahkan 2 tetes CCl4 dalam praktikum ini kami menggantinya dengan benzene dan CaO nya masih menggumpal. Setelah dingin, didhkan dnegan 5ml air suling, nah ketika didihkan ini gumpalan tadi menjadi larut, lalu kemudian di tuangkan kedalam gelas kimia yang berisi larutan HNO3 encer dan mendapatkan hasil yaitu terjadi reaksi yang di tandai dengan warna larutan menjadi jernih.

8.1.3 Metoda Leburan dengan Natrium

     a. Belerang

                 pada percobaan ini asamkan 3 ml larutan L (dalam hal ini kami menggantinya dengan larutan NaOH) dengan asam asetat, ketika  proses pemanasan ini berlangsung larutan menjadi panas dan terdapat seperti pembatas di campuran ini seperti minyak dan air. Kemudian dipanaskan dan periksa gas yang dihasilkan dengan mengunakan kertas saring yang sudah ditetesi Pb-Asetat 10%, dan yang terjadi adalah air menggelegak atau terdapat gelembung di campuran tesebut. Kemudian di larutan L(NaOH) lain, ditambahkan 2 tetes larutan Na- nitroprosida dan warna larutannya berubah dari bening menjadi kuning jernih.

     b. Nitrogen

                 Pada percobaan ini kami menggunakan dua bahan utama yaitu amoniak dan putih telur. Pada amoniak ketika di tambahkan 5 tetes larutan FeSO4 terjadi reaksi dengan ditandai adanya gumpalan berwarna kecoklatan dan seperti serbuk berwarna merah. Kemudian ditambahkan lagi dengan 1 tetes larutan FeCl warna coklat tadi berubah menjadi kuning, selanjutnya ketika ditambahkan dengan KF 10% gumpalan tadi menjadi menyebar. Selanjutnya di tambahkan lagi dengan 2 ml NaOH gumpalan yang tadinya menyebar menjadi mengendap dibawah, kemudian didihkan dan pada saat proses pendidahan ini larutan menjdi kering dan pinggir2 larutan yang kering tadi putih dan tengahnya kuning. Ketika ditambahkan dengan H2SO4 encer dan kemudian digoncang semuanya hilang dan timbullah endapan dengan warna biru berlin yang lengket di gelas kimia.

                 Pada bahan baku putih telur, ketika penambahan 3 ml putih telur dan 5 tetes FeCl3 ditambah FeSO4 ditambah KF dan yang terakhir ditambah NaOH 10% warna campuran ini berubah menjadi kuning pekat. Selanjutnya ketika di didihkan campuran ini akan meletup-letup. Selanjutnya didinginkan, ketika proses ini berlangsung akan turun serbuk-serbuk ke dasar gelas dengan warna yang dihasilkan adalah biru. Nah jika hasil yang didapat adalah warnanya biru berarti percobaan nya berhasil.

     c. Halogen

                 Percobaan ini  bertujuan untuk mengidentifikasi halogen yang terdapat di dalam larutan L, yang mana pada prakrikum kali ini kami mengganti larutan L dengan NaOH. Larutan NaOH ini kemudian dicampur dengan HNOdan larutannya menjadi jernih, kemudian dipanaskan kurang lebih 5 menit, selanjutnya ditambah lagi dengan AgNOsehingga membentuk warna abu-abu kecoklatan kemudian dilanjutkan lagi pendidihan. Hasil dari percobaan ini adalah tedapat 3 lapisan yaitu, bagian atas berwarna hitam, bagian tengah berwarna abu-abu jernih dan bagian bawah berwarna hitam. Bagian berwarna hitam yang di bawah ini adalah endapan dan endapannya terlihat cukup banyak. Jika endapan banyak ini menunjukkan adanya halogen.

8.2  Penentuan Kelas Kelarutan

                 Pada percobaan penentuan kelaskelarutan ini kami mengunakakan 4 bahan utama yang akan diuji kelarutannya yaitu gula, minyak, tepung dan putih telur.

 8.2.1 Kelarutan dalam Air

-     gula

Pada saat menggunakan gula dan sudah ditambahkan dengan air suling lalu dikocok kuat-kuat larutan nya menjadi keruh. Jika keruh berarti menunjukkan hasil (-) yang berarti tidak larut dalam air.


-       Minyak

Ketika menggunakan minyak terdapat batas antara air dan minyak dan larutannya jernih. Ini menandakan hasil (+)

-       Tepung

Ketika menggunakan tepung air nya setelah dikocok kuat-kuat menjadi keruh atau berwarna putih susu. Hal ini menunjukkan bahwa hasilnya (-) yang berarti tidak larut dalam air

-       Putih telur

Putih telur ini setelah di tambahkan dengan air dan di kocok kuat menjadi larut tetapi warna larutannya keruh yang berrati (-) atau tidak larut dalam air.


8.2.2 Kelarutan dalam Eter
-       Gula

Gula dalam eter tidak bisa larut sempurna tetapi warna larutan yang dihasilkan adalah bening yang berarti (+)

-       Minyak

Ketika mengunakan minyak eter diganti menjadi benzene dan hasil yang didapat adalah minyakpun larut dalam benzene dan warna larutannya jernih ini menandakan hasilnya (+) atau larut dalam benzene

-       Tepung

Hasilnya adalah air menjadi keruh dan larutan sedikit larut. Ini berarti bernilai (-)

-       Putih telur

Ketika menggunakan putih  telur terdapat batas antara putih telur dan benzene ( putih telur berada di bawah dan benzene berada diatas) dengan warna larutan menjadi keruh dan ini berarti bernilai (-).


8.2.3 Kelarutan dalam NaOH 5%

-       Gula

Pada gula yang dilarutkan dengan NaOH 10% didapat hasil tidak larut dan warna menjadi keruh. Ini berarti bernilai negatif (-).

-       Minyak

Pada percobaan ini memperoleh hasil larutan menjadi keruh dan ada batas antara minyak dan NaOH 10%. Karena warna larutan yang dihasilkan adah keruh berarti percobaan ini bernilai negative (-).

-       Tepung

Hasil yang didapat adalah tepung menggumpal dan warna larutan menjadi keruh, ini berarti bernilai negative (-)

-       Putih telur

Hasil yang didapat warna larutan menjadi bening dan terdapat busa. Ini berarti berhasil positif (+) atau larut dalam NaOH


8.2.4 Kelarutan dalam NaHCO3
-   Gula

Hasil dari percobaan yang ini adalah larutan menjadi keruh tetapi timbul gelembung gas CO2. Jika timbul gas berarti menandaka percobaan bernilai positif (+) atau larut dalam NaHCO3.

-       Minyak

Hasilnya adalah larutan berwarna jernih dan terdapat batas.

-       Tepung

Hasil dari percobaan ini menggunakan tepung larutannya menjadi keruh dan ketika di kocok timbul gas (+)

-       Putih telur

Hasil dari percobaan ini tidak timbul gasdan larutannya jernih, ini berarti bernilai negative


8.2.5 Kelarutan dalam HCl

-   gula 

Ketika gula ditambah HCl dan di kocok hasilnya adalah larutan menjadi jernih dan gula larut dengan cepat, ini menandakan bahwa percobaan ini bernilai (-)

-          Minyak

Ketika minyak ditambah dengan HCl dan kemudian dikocok maka hasil yang diperoleh adalah larutan jernih dan terdapat batas antara minyak dan HCl. Karna jernih maka ini bernilai (-).

-          Tepung

Pada percobaan ini ketika tepung ditambah dengan HCl dan dikocok larutannya menjadi keruh dan memiliki endapan. Kemudian disaring airnya menjadi bening kemudian dinetralkan lagi dengan larutan NaOH encer dan larutan menjadi bening. Ini berarti bernilai (-).

-          Putih telur

Hasilnya ketika putih telur ditambah HCl dan dikocok larutan menjadi keruh dan terdapat endapan putih dibawahnya. Ini berarti bernilia (+).


8.2.6 Kelarutan dalam H2SO4 pekat

-            Gula

Ketika gula ditambahkan dengan larutan H2SOpekat maka warna larutannya menjadi kuning jernih dan gula menggumpal dengan warna coklat kehitaman kemudian setelah dikocok gula menggumpal ditengah. Ini bernilai positif karena dia berubah warna (+).

-            Minyak

Ketika menggunakan minyak larutan menjadi jernih tetapi terdapat batasan antara minyak dan H2SO4 pekat. Ini berarti bernilai positif karena jernih (+).

-          Tepung

Ketika tepung dicampur dengan H2SO4 pekat maka didapat hasil yaitu larutan menjadi keruh kemudian tidak ttimbul panas dan tidak timbul gas. Ini berarti bernilai negative (-).

-          Putih telur

Ketka putih telur digunakan pada percobaan ini hasil yang didapat adalah larutan menjadi keruh dan ada sedikit gumpalan diatas. Ini bernilai negative (-).


8.2.7 Kelarutan dalam H3PO4 pekat

-       Gula

Pada percobaan ini ketika gula di campurkan dengan H3PO4 pekat didapat hasil yaitu larutan jernih dan terdapat endapan. Ini berarti bernilai positif (+).

-          Minyak

Pada percobaan ini didapat hasil yaitu larutan H3PO4 pekat menjadi keruh dan terdapat batasan antara minyak dan H3PO4 pekat. Ini menandakan hasil percobaan ini bernilai (-).

-          Tepung

Pada penambahan tepung ke dalam H3PO4 pekat  dan kemudian dikocok larutan menjadi jernih dan terdapat endapan. Ini menandakan hasilnya bernilai positif (+).

-          Putih telur

Ketika putih telur dan H3PO4 pekat dicampurkan dan kemudian di kocok maka didapat hasil yaitu larutan menjadi jernih, dengan begitu hasilnya bersifat (+).


IX. PERTANYAAN PASCA

1.  Apa fungsi dari pendidihan yang pertama pada percobaan halogen di metode leburan dengan Natrium?
2.      Pada percobaan Belerang, mengapa ketika NaOH dicampur dengan asam asetat suhu larutan menjadi hangat? Dan mengapa ketika gelas yang berisi campuran tadi ditutupi dengan kertas saring, kertas saringnya terangkat ?
3.      Mengapa pada uji kelarutan, minyak ketika di campurkan dengan air tidak larut sedangkan ketika dicampurkan dengan eter larut?

X. KESIMPULAN

1.      Uji kelarutan merupakan salah satu cara untuk menentukan golongan zat seta karakteristik masing-masing gugus fungsinya.

2.      Kelarutan ditentukan dengan melihat apakah pelarut dapat melarutkan larutan. Dikatakan polar bila suatu larutan dapat larut terhadap pelarut polar juga dan bila tidak larut dikatakan non polar.

3.      Percobaan lasaigne dilakukan untuk memperoleh hasil filtrate laseigne untuk identifikasi unsure Nitrogen, Halogen dan Belerang.

XI. DAFTAR PUSTAKA
Haitami, Dinna Rakhmina, Syahid Fakhridani. 2016. Ketapatan Hasil dan Variasi Waktu                              Pendidihan Pemeriksaan Zat Organik. Medical Laboratory Technology                                           Journal. vol  2. No (2), 2016, 61-65

(diakses pada 19 februari 2019)
Pudjaatmaka,1986, Kimia Untuk Universitas Jilid II, Terjemahan dari COLLEGE OF                                   CHEMISTRY oleh Keenan, Erlangga, Jakarta.

Tim kimia organik I . 2019. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas                                   Jambi

Vogel.1985.Analisis Anorganik Kualitatif makro dan semimikro.Jakarta : PT. Kalman                                   Media Pusaka


XII. Lampiran 


                                             adanya endapan dan warna agak hita
                                                menandakan adanya unsur halogen

                                                   uji halogen dengan tes beilstein
                                      api berwarna hijau menandakan adanya halogen

                                          uji kelas kelarutan pada sampel putih telur
                                                   dengan berbagai macam pelarut

                                     uji kelas kelarutan pada sampel minyak
                                              dengan berbagai macam pelarut

3 komentar:

  1. Saya seprida anjelina (A1C117051) ingin mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Fungsi pendidihannya yaitu untuk menguapkan zat-zat yang tidak diinginkan karna dapat mengganggu jalannya proses dan hasil percobaan yang kita lakukan atau dapat disebut zat pengotor.

    BalasHapus
  2. Brezza fitri noventi (A1C117055)
    Menurut saya no 2 jawabanya adalah karena ketika gelas yang berisi campuran tadi yang sudah ditutup atasnya dengan kertas saring dipanaskan hingga mendidih kertas saringnya terangkat ini menunjukkan bahwa di dalam larutan yang didihkan ini terdapat gas

    BalasHapus
  3. Nama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, minyak bisa larut dalam eter dikarenakan minyak dan eter sama-sama senyawa non polar sehingga larut, sedangkan minyak dan air merupakan dua senyawa yang berbeda, air adalah senyawa polar dan minyak senyawa non polar sehingga bertolak belakang dan menyebabkan tidak dapat larut. Ini sesuai dengan teori like disolved like yang berarti senyawa polar hanya larut dalam senyawa polar begitupun senyawa non polar hanya larut dalam senyawa non polar. Terimakasih

    BalasHapus

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I  PERCOBAAN IX (Pengubahan Asam maleat menjadi Asam Fumarat ) DISUSUN OLEH: ARNIA HAIZ...